Kegiatan outdoor yang dilaksanakan dari wilayah Cokro hingga Keprabon di Kecamatan Polanharjo ini, diikuti sekitar 50 orang yang terdiri dari anggota aktif Pusur Institute, aktivis lingkungan Polanharjo, dan komunitas-komunitas pendukung lainnya, juga kalangan akademisi yang diwakili oleh mahasiswa-mahasiswa UINSunan Ampel Surabaya dan UNS Surakarta.
Menurut Camat Polanharjo, Bapak Joko Handoyo; yang membuka kegiatan Susur Sungai Pusur ini, pelestarian ekosistem sungai harus menjadi agenda bersama seluruh pemangku kepentingan di sepanjang aliran sungai Pusur. Di Polanharjo sendiri, kegiatan ini dimanfaatkan beliau dan jajarannya untuk meninjau dampak banjir bandang yang terjadi Maret lalu, selain mengidentifikasi masalah-masalah ekologi yang masih terjadi di aliran sungai Pusur wilayah kecamatan Polanharjo ini. Pak Joko Handoyo mengharapkan event Susur Sungai ini tidak hanya dilakukan dalam momen peringatan Hari Lingkungan Hidup saja, dan efek edukasinya harus sampai ke semua kalangan masyarakat.
Sementara, Wakil Ketua Pusur Institute, Muslim Affandi menekankan adanya kolaborasi dan konsistensi kerja bersama antar masyarakat dan pemangku kepentingan daerah untuk mewujudkan restorasi ekosistem, khususnya sungai. Muslim menambahkan bahwa bagi Kabupaten Klaten yang menunjuk Kecamatan Polanharjo sebagai wilayah ekowisata, tentu pelestarian sungai Pusur jadi lebih krusial bagi pengembangan ekonomi warganya, selain untuk memulihkan ekosistemnya.
Kegiatan yang berlangsung seru dan menyenangkan ini juga dihadiri perwakilan dari 5 desa di Kecamatan Polanharjo yang dilewati Sungai Pusur; Ponggok, Karanglo, Wangen, Polan dan Keprabon. Desa Ponggok bahkan mengirimkan Koordinator Program Water Defender Initiatives, Laskar Rahmatullah, yang juga adalah Perangkat Desa Ponggok.